BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN SURABAYA
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

FLUKTUASI SERANGAN Exobasidium vexans PADA TANAMAN TEH DI WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA PADA TRIWULAN IV TAHUN 2023 Oleh : Wahyu Irianto

Diposting     Jumat, 28 Juli 2023 02:07 pm    Oleh    Admin Balai Surabaya



Camelia sinensis (tanaman teh) digunakan untuk membuat minuman tradisional berkafein yang kita kenal dengan minuman teh termasuk teh hitam, teh putih, teh olong dan teh hijau. Daunnya berwarna hijau mengkilap dengan tepi bergerigi. Tanaman teh merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau yang bisa tumbuh dengan tinggi 6-9 m. Di wilayah perkebunan, tanaman teh dipertahankan dengan ketinggian hingga 1 m dengan pemangkasan secara berkala. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemetikan daun agar dida patkan tunas-tunas daun teh yang cukup banyak. Pada umumnya tanaman teh tumbuh di daerah yang mempunyai iklim tropis dengan ketinggian antara 200 s/d 2000 m dpl dengan cuaca antara 14-25oC.

Luas Areal Tanaman Teh

Tabel 1 Luas Areal Tanaman The di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya

Sumber data : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2022

Berdasarkan data triwulan IV tahun 2022 (Tabel 1) diketahui bahwa komoditi teh tersebar di 4 (empat) wilayah propinsi di wilker BBPPTP Surabaya, yaitu Jawa Barat 86,589.06 Ha, Jawa Tengah 4,123.62 Ha, DI. Yogyakarta 137.59 Ha, dan Jawa Timur 3,995.00 Ha.

Sebaran Serangan OPT Teh

                        Tabel 2. Sebaran Serangan OPT Tanaman Teh

     Sumber data : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2020

Pada Tabel 2 yaitu sebaran OPT Teh di wilayah kerja BBPPTP Surabaya triwulan IV tahun 2022 adalah Helopeltis sp., Empoasca sp., ulat Homona coffearia, Exobasidium vexans dan OPT lainnya.

Exobasidium vexans

Umumnya serangan penyakit cacar daun teh terjadi pada pucuk daun teh pertama dan kedua dan ketiga (peko). Gejala awal yaitu bitnik-bintik kecil tembus cahaya, kemudian bercak melebar dengan pusat tidak dibatasi oleh cincin berwarna hijau, lebih hijau dari sekelilingnya dan menonjol ke bawah. Kemudian bercak berubah menjadi putih yang mengandung spora. Gejala lanjut, pusat bercak berwarna coklat tua mati daun berlubang. Penyakit ini juga menyerang jaringan muda / tunas dan cabang. Penyakit ini disebabkan oleh jamur E. vexans (Sinta. 2016).

Gambar 1. Peta Tingkat Serangan E. vexans pada Teh di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya periode Triwulan IV Tahun 2022.

Berdasarkan Gambar 1 yaitu Peta Tingkat Serangan E. vexans periode Triwulan IV Tahun 2022, serangan penyakit ini tersebar di empat wilayah propinsi dengan skala tingkat serangan aman dan rendah. Serangan aman tersebar di DI. Yogyakarta dan Jawa Timur. Sedangkan skala rendah tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Wilayah lainnya tidak ada serangan penyakit ini.

Gambar 2. Grafik Perbandingan luas serangan E. vexans pada Teh di wilker BBPPTP Surabaya antara Triwulan IV Tahun 2022 dengan Triwulan III Tahun 2022

Sumber data : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2022

Tabel 3. Perbandingan luas serangan E. venxans  pada Teh di wilker BBPPTP Surabaya antara Triwulan IV Tahun 2022 dengan Triwulan III Tahun 2022

Berdasarkan Gambar 2 dan Tabel 3 yaitu perbandingan luas serangan E. vexans pada Teh di wilker BBPPTP Surabaya antara Triwulan IV Tahun 2022 dengan Triwulan III Tahun 2022. Serangan penyakit hanya terjadi di dua wilayah propinsi yaitu Jawa Barat dan  Jawa Tengah. Serangan Jawa Barat sama antara triwulan IV Tahun 2022 dengan triwulan sebelumnya yaitu 950.51 Ha. Sedangkan di Jawa tengah pada triwulan IV tahun 2022 mengalami kenaikan luas serangan sebesar 0.25 Ha. Kenaikan luas serangan global adalah 0.25 Ha.

Gambar 3. Grafik Perbandingan luas serangan E. vexans pada Teh di wilker BBPPTP Surabaya antara Triwulan IV Tahun 2022 dengan Triwulan IV Tahun 2021

Sumber data : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2022

Tabel 4. Perbandingan luas serangan E. venxans  pada Teh di wilker BBPPTP Surabaya periode Triwulan IV Tahun 2022 dengan Triwulan IV Tahun 2021

Sedangkan jika dilihat dari Gambar 3 dan Tabel 4 Perbandingan luas serangan E. vexans antara Triwulan IV Tahun 2022 dengan Triwulan IV Tahun 2021. Antara Triwulan IV Tahun 2022 dengan Triwulan IV Tahun 2021 mengalami kenaikan luas serangan di dua wilayah propinsi yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. Untuk kenaikan luas serangan total adalah 1,025.79 Ha.

Gambar 4.  Grafik Perbandingan luas serangan  dan luas pengendalian E. vexans pada Teh di wilker BBPPTP Surabaya periode  Triwulan IV Tahun 2022

Sumber data : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2022

Tabel 5. Perbandingan luas serangan dan luas pengendalian  E. venxans  pada Teh di wilker BBPPTP Surabaya periode Triwulan IV Tahun 2022

Berdasarkan Gambar 4 dan Tabel 5 yaitu perbandingan luas serangan dan luas pengendalian E. vexans pada Teh di wilker BBPPTP Surabaya periode Triwulan IV tahun 2022. Serangan penyakit ini terjadi di dua propinsi yaitu Jawa Barat dan Jawa tengah. Untuk Jawa Barat pengendalian yang dilakukan sudah maksimal yaitu sebesar 133.23 % dan Jawa Tengah belum maksimal yaitu hanya 33.87%.

Rekomendasi Pengendalian :

  1. Penggunaan klon tahan

Klon GMB 1-11 tahan terhadap penyakit cacar daun the dan berpotensi hasil tinggi terutama untuk peremajaan/penanaman di areal baru

  • Pemetikan dengan daur petik pendek (7-8 hari)

Pemetikan dengan daur petik pendek dapat mengurangi intensitas serangan E. vexans, karena setelah 9 hari infeksi jamur sudah dapat menghasikan spora. Diusahakan agar semua pucuk yang bergejala juga dipetik, sehingga secara komulatif dapat memberikan hasil pucuk yang lebih banyak

  • Pemberian mulsa pada kebun teh, supaya :
  • Meningkatkan keanekaragaman ayati diatas permukaan tanah
  • Meningkatkan kadar bahan organic tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan lebih tahan terhadap kekeringan
  • Menekan pertumbuhan gulma
  • Penanaman dan pengelolaan pohon pelindung
  • Budidaya tanaman yang baik
  • Menggunakan pestisida nabti dari tanaman rumput pahit, mindi, bandotan, suren, nimba, biji sirsak, akar tuba dengan dosis 10 kg bahan baku
  • Menggunakan fungisida yan telah terdaftar untuk pengendalian penyakit cacar daun teh (Sinta, 2016)

Pustaka

Sinta. 2016. Penyakit Cacar daun Teh / Blister blight.  https://sinta.ditjenbun.pertanian.go.id/penyakit-cacar-daun-tehblister-blight/


Bagikan Artikel Ini  
[Sassy_Social_Share style="display:inline-block; margin-left:140px;"]

“Nurseri Modern di Cianjur Diresmikan Menteri Pertanian untuk Pengembangan Kawasan Perkebunan Nasional”

Diposting     Jumat, 21 Juli 2023 07:07 am    Oleh    Admin Balai Surabaya



Kamis, 20 Juli 2023, Gelaran Peresmian Nurseri Modern Tanaman Perkebunan di Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjadi langkah nyata dalam mendukung pengembangan kawasan perkebunan nasional. Dalam peresmian ini, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengungkapkan kebanggaannya atas hadirnya fasilitas modern ini yang berperan penting dalam mewujudkan arahan Presiden RI pada September 2020 untuk membangun pusat pembenihan komoditas kelapa, jambu mete, dan kopi.

Menteri Pertanian SYL mengapresiasi Direktur Jenderal Perkebunan beserta seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perkebunan, pemerintah daerah Cianjur Jawa Barat, dan stakeholder terkait yang telah berkolaborasi untuk suksesnya pembangunan pusat pembenihan ini. Dalam pidatonya, Mentan SYL menyampaikan bahwa nurseri modern ini akan berperan sebagai penunjang pertumbuhan wilayah agribisnis. Menyadari pentingnya benih dalam keberhasilan pengembangan budidaya tanaman perkebunan, SYL menekankan bahwa penggunaan benih unggul akan sangat mempengaruhi produksi dan produktivitas tanaman, dengan perkiraan mencapai 60%.

“Dengan adanya nurseri modern ini, diharapkan akan semakin memperkuat kontribusi bagi Indonesia, khususnya dalam mewujudkan kemandirian benih nasional,” ungkap Mentan SYL, menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas dan ketersediaan benih unggul untuk mendukung pertumbuhan sektor perkebunan.

Selanjutnya, Menteri Pertanian SYL menyampaikan bahwa komoditas strategis pertanian, termasuk kopi, memiliki peranan penting dalam menjaga ketahanan pangan dan stabilitas harga agar tidak terjadi inflasi. Fakta bahwa Indonesia menempati posisi terbesar kedua di dunia untuk luas tanam kopi dan terbesar keempat untuk jumlah produksi, menegaskan peran penting subsektor perkebunan dalam perekonomian nasional. Menurut data BPS, perkebunan telah menjadi penyumbang terbesar ketiga Pendapatan dan Devisa Negara pada tahun 2021, dengan ekspor sebanyak 387.264 ton senilai US$ 858.558 juta.

Dalam konteks perkebunan kopi, 96,6% di antaranya didominasi oleh perkebunan rakyat yang memberikan kontribusi bagi industri kopi dan menghasilkan devisa bagi negara. Hal ini menunjukkan pentingnya pengembangan komoditas kopi di wilayah sentra-sentra pengembangan kopi dan wilayah lainnya melalui alokasi anggaran dan program-program seperti perluasan, peremajaan, dan intensifikasi kopi.

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, menambahkan, “Dengan hadirnya Nurseri modern tanaman perkebunan ini, diharapkan menjadi sentra perbenihan kopi untuk Jawa, Sumatera, dan sekitarnya. Dengan distribusi benih yang lebih efektif dan efisien serta kualitas benih yang terjaga, kami berharap dapat mendorong peningkatan produksi dan produktivitas untuk mewujudkan pertanian dan perkebunan yang maju, mandiri, dan modern.”

Peresmian Nurseri Modern Tanaman Perkebunan ini menjadi langkah berharga dalam mendukung sektor perkebunan dan menghadirkan potensi besar bagi pengembangan agribisnis dan ketahanan pangan di Indonesia. Harapannya, dengan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak terkait, Indonesia dapat terus meningkatkan produksi, produktivitas, dan kualitas benih unggul sebagai langkah nyata menuju kemandirian benih nasional dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Bagikan Artikel Ini  
[Sassy_Social_Share style="display:inline-block; margin-left:140px;"]

Sosialisasi Pertanian Press dan Pendampingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Populer

Diposting     Senin, 03 Juli 2023 03:07 pm    Oleh    Admin Balai Surabaya



Penderasan informasi pada era digital seperti sekarang ini merupakan suatu keharusan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan di suatu negara. Selaras dengan itu, bidang pertanian di Indonesia juga mengalami perkembangan pesat dengan ditandai munculnya petani-petani hebat masa kini yang lebih dikenal dengan istilah petani milenial. Mengingat pentingnya penderasan informasi di bidang pertanian, baru-baru ini Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian Kementerian Pertanian mengadakan sosialisasi tentang Pertanian Press dan pendampingan penulisan yang diselenggarakan di Badan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Jawa Tengah di Semarang (23/6).

Narasumber

Kementerian Pertanian sebagai penyelenggara negara di bidang pertanian membuat suatu terobosan menggunakan teknologi informasi sebagai sarana untuk penyebarluasan karya ilmiah populer yang bersumber dari jurnal-jurnal penelitian dan publikasi lainnya yang dihasilkan melalui riset ilmiah oleh peneliti pada Kementerian Pertanian. Hal ini dilakukan bertujuan agar teknik-teknik di bidang budidaya pertanian terbaru dapat dengan mudah diakses dan dipelajari oleh seluruh petani di Indonesia. Tentu saja informasi yang disampaikan sangat mudah dipahami karena disampaikan menggunakan gaya bahasa sehari-hari atau populer.  

Salah satu bentuk upaya serius dalam melakukan penderasan informasi terkait inovasi teknologi pertanian yang merupakan hasil kinerja Kementerian Pertanian adalah dengan memfaslitasi penerbitan buku-buku maupun jurnal hasil penelitian di bidang pertanian melalui Pertanian Press. Pertanian Press dikelola oleh Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian dengan tugas utamanya adalah merencanakan, mengakuisisi, dan menerbitkan informasi serta pengetahuan pertanian kepada masyarakat luas.

Peserta kegiatan dari BBPPTP Surabaya

Tidak ada batasan usia, jenis kelamin, maupun jenis pekerjaan untuk dapat mengakses seluruh katalog  publikasi pada Pertanian Press. Publikasi Pertanian Press oleh Kementerian Pertanian dapat diakses pada link berikut https://epublikasi.pertanian.go.id/pertanianpress secara cuma-cuma. Sedikitnya ada 12 (dua belas) kategori publikasi pada halaman e-publikasi pertanian yaitu antara lain tanaman pangan, serealia, hortikultura, perkebunan, peternakan, kesehatan masyarakat veteriner, sosial ekonomi, kelembagaan, penyuluhan, sarana prasarana,  mekanisasi, dan sumber daya lahan.

Tanya jawab peserta dengan narasumber

Selain itu, sarana Pertanian Press pada e-publikasi pertanian juga memberikan kesempatan kepada setiap ASN yang ada di Kementerian Pertanian untuk mengisi ruang publik dengan membuat karya tulis ilmiah populer. Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian akan memberikan bimbingan kepada ASN yang membuat karya tulis ilmiah populer melalui Pertanian Press sampai dengan tulisan diterbitkan. Penulisan karya tulis ilmiah populer merupakan bentuk pengembangan ide gagasan yang akan melahirkan inovasi kerja dalam merespon perkembangan lingkungan strategis.


Bagikan Artikel Ini  
[Sassy_Social_Share style="display:inline-block; margin-left:140px;"]