Monitoring Perluasan Areal Tanam Padi Wilayah Jawa Timur
Diposting Jumat, 03 Mei 2024 08:05 amDirektur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah melaksanakan kunjungan monitoring dalam rangka kegiatan pompanisasi, olah tanah dan tanam padi sebagai upaya khusus Perluasan Areal Tanam (PAT) untuk peningkatan Produksi Padi Nasional di Kabupaten Nganjuk, Trenggalek, Blitar dan Malang pada Rabu (24-25/4). Monitoring ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada apel siaga alat mesin pertanian di Lapangan Kodam V Brawijaya beberapa waktu lalu bahwa pemerintah memiliki komitmen dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui perluasan areal tanam padi.
El Nino memberikan dampak yang luar biasa terhadap sektor pertanian di Indonesia. El Nino telah menyebabkan penurunan produksi komoditas pangan, bahkan sampai tahap darurat pangan. Antisipasi hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengambil langkah strategis melalui Kegiatan Pompanisasi, Olah Tanah dan Tanam Padi sebagai upaya khusus Perluasan Areal Tanam (PAT) untuk Peningkatan Produksi Padi Nasional.
Sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional, Jawa Timur memiliki kurang lebih 380.000 hektar lahan tadah hujan. “Kami optimis jika sistem pompanisasi mampu memaksimalkan penanaman di lahan ini, saya hadir disini untuk memonitoring percepatan tanaman melalui pompanisasi, serta memonitoring bantuan pompa sesuai peruntukannya dan spesifikasinya” ujar Andi Nur dihadapan jajaran Pemerintah Kabupaten, TNI, Dinas Pertanian dan petani penerima manfaat.
“Pemenuhan kebutuhan air di bidang pertanian sangat menentukan keberhasilan usaha tani, khususnya untuk tanaman padi. Kegiatan pompanisasi dan perpipaan dari Kementerian Pertanian yang bekerja sama dengan TNI, tentunya akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung program ketahanan pangan khususnya pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani dan penanggulangan kemiskinan” jelas Andi Nur.
Pada kesempatan tersebut Andi Nur meminta kepada Kepala Dinas Pertanian bersama dan tim Pusat Kementerian Pertanian untuk segera mendetailkan kebutuhan pompa, mengecek sungai-sungai besar yang dapat dipompa untuk dapat mengairi sawah tadah hujan. Pompanisasi diharapkan dapat memacu produksi hingga menghasilkan dua atau tiga kali panen.
“Kami sangat senang dengan bantuan pompa air. Kami berterima kasih kepada Menteri Pertanian untuk bantuan ini” ujar Ketua Kelompok Tani Alam Sejahtera, Sutojayan – Blitar.
Pentingnya detail pompa yang sesuai dengan kebutuhan petani setempat dan kondisi lahan yang ada sangatlah penting. Melihat kemiringan lahan di lokasi kunjungan, pompa tidak dapat menjangkau area paling atas sehingga Andi Nur menyarankan permohonan pengajuan sumur bor untuk dibuat di lokasi paling atas sehingga biaya operasional dapat ditekan apabila dibandingkan dengan pompa yang lokasinya terlalu berada di bawah.