Eceng Gondok Disulap Jadi Pembenah Tanah, Solusi Murah dan Ramah Lingkungan bagi Petani
Diposting Wednesday, 31 December 2025 04:12 pm
Blitar ( 30/12) – Pelaksanaan berbagai upaya peningkatan kesehatan tanaman dan kesuburan lahan yang digencarkan pada 2025 di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, menjadi lokasi. Kegiatan ini melibatkan sinergi Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPPTP) Surabaya bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, sebagai bagian dari pendampingan kepada masyarakat dan petani dalam menghadapi persoalan lahan tandus serta serangan organisme pengganggu tanaman.
Pemanfaatan eceng gondok sebagai pembenah tanah mulai didorong sebagai solusi atas persoalan lahan yang mengalami penurunan kesuburan. Tanaman air yang selama ini dianggap gulma dan mengganggu perairan kini diolah menjadi asam humat dan pupuk organik bernilai guna. Inisiatif ini menyasar petani agar mampu memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah, sekaligus mengurangi dampak lingkungan akibat pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali
.
Pegawai BBPPTP Surabaya, Ika Ratmawati, menjelaskan bahwa pemanfaatan eceng gondok merupakan langkah nyata untuk mendukung pertanian berkelanjutan. “Eceng gondok yang selama ini menjadi masalah di perairan sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik untuk membantu menyuburkan tanah dan meningkatkan efisiensi serapan hara oleh tanaman,” ujarnya. Ia menambahkan, penggunaan asam humat dari eceng gondok dapat membantu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sekaligus menekan ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik
.
Selain pengelolaan kesuburan tanah, BBPPTP Surabaya juga bersinergi dengan DKPP Kabupaten Blitar dalam kegiatan pengendalian Oryctes kelapa di Desa Sidorejo. Kegiatan dilakukan melalui pemantauan rutin, sanitasi kebun, serta penerapan pengendalian hama terpadu sebagai upaya menekan serangan hama, menjaga pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan produktivitas kelapa. “Pendekatan terpadu ini penting agar petani tidak hanya fokus pada pemupukan, tetapi juga perlindungan tanaman, sehingga hasil panen dapat lebih optimal dan berkelanjutan,” kata Ika Ratmawati.