Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Luwu, Kementerian Pertanian Bagikan Gratis Ratusan Ribu Benih Kopi ke Petani di Kabupaten Luwu
Diposting Senin, 09 Desember 2024 09:12 am
Kementerian Pertanian bagikan 200 ribu batang bantuan benih kopi arabika varietas sigarar utang kepada 21 kelompok tani di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Bantuan diserahkan secara langsung oleh tim teknis dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, salah satu unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian pada Jumat (22/11) lalu.
Benih kopi arabika yang dibagikan merupakan benih unggul berkualitas baik yang telah bersertifikat dan berlabel. Selain itu, untuk mendukung pertumbuhan benih kopi yang diberikan, Kementerian Pertanian juga memberikan secara cuma-cuma 80 ribu ton pupuk organik.
Ketua kelompok tani Latimojong dari Desa Tibussan, Baharuddin Pasura mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diterimanya. “Bantuan ini kami butuhkan untuk perluasan area tanam kopi di desa kami. Benih kopi varietas sigarar utang sangat cocok tumbuh pada daerah dengan ketinggian di atas 1.000 mdpl”, katanya. Ia berharap perluasan kopi arabika dapat berhasil dengan baik dan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi petani khususnya di Kabupaten Luwu.
Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto mengatakan bahwa Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, salah satunya dengan menyediakan benih-benih tanaman perkebunan yang unggul, bermutu dan memiliki produktivitas tinggi pada kegiatan perluasan kawasan tanaman perkebunan di daerah-daerah yang potensial.
Memastikan bahwa petani penerima bantuan dapat melakukan budidaya kopi dengan baik, tim teknis dari BBPPTP Surabaya pun memberikan pendampingan kepada petani. Pendampingan yang diberikan berupa bimbingan teknis dan pengawalan budidaya kopi. Bimbingan teknis memberikan pengetahuan kepada petani tentang pengaturan jarak tanam untuk jenis kopi arabika, pengaturan lahan dengan membuat terasering sesuai dengan topografi lahan petani, pembuatan lubang tanam, pembuatan rorak atau lubang di samping tanaman kopi, pengaturan naungan, penanganan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), pemupukan dan pemeliharaan tanaman.
“Hasil produksi kopi sangat dipengaruhi oleh kualitas benih yang ditanam. Namun, perawatan yang benar tidak kalah penting, salah satunya adalah pemangkasan rutin setelah tanaman mencapai tinggi 1,5 meter. Tujuannya untuk memudahkan saat panen dan menumbuhkan ranting-ranting yang menghasilkan banyak buah”, kata Ika Ratmawati, petugas POPT dari BBPPTP Surabaya.