SERANGAN Helicoverpha armigera PADA TEMBAKAU DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Oleh: Wahyu Irianto
Diposting Selasa, 29 Agustus 2023 03:08 pmTembakau (Nicotiana tabacum L.) adalah merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan yang dapat diekspor dan menghasilkan devisa yang cukup tinggi karena memiliki ciri, rasa, dan aromayang sangat khas. Produktivitas tembakau dalam negeri hingga saat ini mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitasnya. Beberapa faktor pembatas yang mempengaruhi hal tersebut antara lain adalah menurunnya kesuburan tanah, iklim yang tidak menentu serta adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit (Amir, 2011).
Penyakit tanaman masih menjadi salah satu kendala dalam usaha tani tembakau, baik mulai dari pembibitan sampai dengan pengolahan lahan, di gudang pengering serta dapat menimbulkan kerugian akibat penurunan kualitas maupun kuantitas hasil. Kerugian dapat mencapai miliaran rupiah akibat serangan penyakit, seperti kerugian akibat penyakit patik pada tembakau serutu di Jember (Dalmadiyo, 1999).
Di Indonesia ada beberapa jenis penyakit tembakau yang sering menimbulkan kerugian. Penyakit lanas (Phytophthora nicotianae) pernah menimbulkan kematian lebih dari 50% tembakau virginia di Bojonegoro (Abdulla et al., 1973) dan sampai saat ini masih terus terjadi di semua derah pertanaman tembakau dengan tingkat serangan 5 sampai 25%. Seperti halnya pada tembakau cerutu besuki, serangan penyakit lanas dapat menimbulkan kerugian pada tahun 1998 sebesar 21,56% sampai 45,22% dan pada tahun 1999 sebesar 13,33% sampai 34,22% (Dalmadiyo et al., 1999; 2000).
Luas Area Tembakau
Luas pertanaman tembakau di wilayah kerja BBPPTP Surabaya adalah 205.551,54 Ha. Pertanaman paling luas sebesar berada di Jawa Timur yaitu 111,884,00 Ha. Hampir semua propinsi memiliki komoditas tembakau dengan luas yang beraneka ragam, Propinsi Banten tidak memiliki komoditas ini seperti terlihat pada Tabel 1
Tabel 1. Luas Areal Tembakau di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya
No. | Provinsi | Luas Areal (Ha) | |
1 | Banten | 0.00 | |
2 | Jawa Barat | 9,497.00 | |
3 | Jawa Tengah | 54,392.00 | |
4 | DIY | 929.00 | |
5 | Jawa Timur | 94,886.00 | |
6 | Bali | 332.00 | |
7 | NTB | 34,405.00 | |
8 | NTT | 1,209.00 | |
195,650.00 |
Sumber: Data Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2023
Sebaran Serangan OPT Tembakau
Gambar 1 . Grafik Luas serangan OPT utama pada Tanaman Tembakau di wilayah kerja BBPPTP Surabaya periode Triwulan I tahun 2023
Sumber: Data Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2023
Pada triwulan I tahun 2023 beberapa jenis OPT mempunyai tingkat serangan yang luas di provinsi tertentu pada Wilayah Kerja Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan. Spodoptera litura merupakan OPT yang menyerang paling luas pada tanaman tembakau. Beberapa OPT yang menjadi pengganggu dalam produksi tembakau antara lain: Spodoptera litura, Helicoverpa armigera , Phytopthora nicotianae, Tobacco Mozaik Virus, Ralstonia sp., Tobacco Crinkle Virus menyerang pada beberapa Provinsi wilayah kerja.
Tabel VII. 1. 2 Luas Serangan OPT Tembakau di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya
No. | Provinsi | Luas Serangan Total (ha) | ||||||
Helicoverpa armigera | Spodoptera litura | TMV | Phytopthora nicotianae | Ralstonia sp. | TCV | OPT lainnya | ||
1 | Banten | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
2 | Jawa Barat | 0.00 | 1,592.05 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
3 | Jawa Tengah | 855.77 | 171.92 | 33.95 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
4 | DIY | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 4.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
5 | Jawa Timur | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
6 | Bali | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
7 | NTB | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
8 | NTT | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Total | 855.77 | 1,763.97 | 33.95 | 4.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Sumber: Data Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2023
Helicoverpa armigera
Helicoverpa spp. (Lepidoptera :Noctuide) merupakan hama utama tanaman tomat diberbagai negara (Goncalves et. al. 1989; Kenenedy et. al. 1983; Lange & Bronson 1981; Martin et. al. 1990; Ogunwolu 1989; Walgenbech et. Al. 1989; Walgenbech & Wester 1992 cit. Asri et. al., 2003). Larva menimbulkan kerusakan dengan cara menggerek ke dalam buah. Serangan berat dilaporkan terjadi pada musim kemarau dengan kerusakan buah mencapai 80% (Uhun & Suriatmadja, 1993 cit. Asri et. al., 2003). Selama siklus hidupnya, ulat ini mengalami metamorfosis sempuma. Banyak cara telah ditempuh untuk mengendalikan ulat ini, seperti cara mekanis, kimia,. hayati, kultur teknis/budidaya (Soebandrio, et. al., 1987 cit. Asri et. al., 2003).
H. armigera Hubner, 1809 (Lepidoptera : Noctuidae) spesies-speies yang tersebar di seluruh dunia, antara lain: H. armigera Hubner, H. obsolete Fabricius, H. conferta, H. fusca Hardwick. H. uniformis. Lebih lanjut Delattre dan King (1994) cit. Hakim et. al. (2016) menyatakan bahwa telur berwarna bening ditempatkan secara berkelompok, larva berwarna hijau, masa pupa warna coklat yang ditempatkan di dalam tanah, masa aktif pada musim hujan, tanaman inang jagung.
Gambar 2. Peta Tingkat Serangan H. armigera Pada tembakau di wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Triwulan I Tahun 2023
Sumber: Data Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya,2023
Hama ini menyerang pertanaman tembakau pada satu provinsi wilayah kerja yaitu Jawa Tengah seluas 855.77 Ha dengan kategori tingkat serangan rendah.
Fluktuasi luas serangan H. armigera pada Tembakau di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya antara Triwulan IV-2022 dengan Triwulan I-2023
Tabel. 3 Fluktuasi luas serangan H. armigera pada Tembakau di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya antara Triwulan IV-2022 dengan Triwulan I-2023
Provinsi | Helicoverpa armigera | |||
TW IV-2022 | TW I-2023 | Fluktuasi serangan (Ha) | Fluktuasi Serangan (%) | |
Banten | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Jawa Barat | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Jawa Tengah | 205.59 | 621.33 | 650.18 | 316.25 |
DIY | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Jawa Timur | 17.87 | 0.00 | -17.87 | -100.00 |
Bali | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
NTB | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
NTT | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Total | 223.46 | 621.33 | 632.31 | 282.96 |
Sumber: Data Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2023
Gambar 3. Grafik Perbandingan Luas Serangan H. armigera pada Tembakau di Wilayah kerja BBPPTP Surabaya antara Triwulan IV-2022 dengan Triwulan I-2023
Sumber: Data Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2023
Apabila dibandingkan dengan Triwulan I tahun 2023 serangan H. armigera secara keseluruhan mengalami peningkatan luas serangan seluas 632.31 Ha, di Provinsi Jawa Timur terjadi penurunan luas serangan sebesar 100 ha, sedangkan provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan luas serangan menjadi 316.25 ha.
Fluktuasi luas serangan H. armigera pada Tembakau di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya antara Triwulan I-2022 dengan Triwulan I-2023
Tabel. 4. Fluktuasi luas serangan H. armigera pada Tembakau di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya antara Triwulan I-2022 dengan Triwulan I-2023
Provinsi | Helicoverpa armigera | |||
TW1-2022 | TW1-2023 | Fluktuasi serangan (Ha) | Fluktuasi serangan (%) | |
Banten | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Jawa Barat | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Jawa Tengah | 0.00 | 855.77 | 855.77 | 100.00 |
DIY | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Jawa Timur | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Bali | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
NTB | 141.00 | 0.00 | -141.00 | -100.00 |
NTT | 0.00 | 0.00 | 0.00 | 0.00 |
Total | 141.00 | 855.77 | 714.77 | 506.93 |
Pada Triwulan I tahun 2023 serangan H. armigera mengalami peningkatan dibandingkan TW 1 tahun 2022. Peningkatan seluas 714.77 Ha. Peningkatan luas serangan terjadi pada propinsi Provinsi Jawa Tengah seluas 855.77 Ha atau 100%, sedangan pada Provinsi NTB mengalami penurunan luas serangan sebesar 141 Ha atau penurunan sebesar 100%. Populasi H. armigera dipengaruhi oleh adanya ketersediaan inang, adanya pengendalian, serta ekosistem sekitarnya.
Gambar 4.. Grafik Perbandingan Luas Serangan H. armigera pada Tembakau di Wilayah kerja BBPPTP Surabaya antara Triwulan IV-2022 dengan Triwulan I-2023
Sumber: Data Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2023
Perbandingan Luas Serangan dengan Luas Pengendalian H. armigera Pada Tembakau Di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Periode Triwulan I Tahun 2023
Pada Triwulan I tahun 2023 telah dilakukan pengendalian terhadap H. armigera seluas 449 Ha atau sebesar 52,47% dariluas serangan total 855.77 Ha. Untuk meningkatkan pengendalian perlu adanya kerjasama antara berbagai pihak terkait.
Gambar 5. Grafik Perbandingan Luas Serangan dan Luas Pengendalian H. armigera pada Tembakau di Wilayah kerja BBPPTP Surabaya
Sumber: Data Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya, 2023
Rekomendasi pengendalian
Beberapa teknik pengendalian H. armigera adalah:
- Secara mekanis dengan mengambil hama yang ditemui dilapang
- Secara luktur teknis dengan sanitasi, pergiliran tanaman unruk memutus siklus hidup hama
- Secara hayati dengan pemanfaatan jamur entomopatogen Beauveria bassiana, nematode entomopatogen Steinernema sp dan Heterorhabditis sp., Virus Ha NPV, Pestisida nabati, dan pemanfaatan parasitoid dan predator. Konservasi parasitoid dan predator dengan menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan populasinya merupakan tindakan optimalisasi musuh alami tersebut sehingga dapat menjadi faktor mortalitas biotik yang efektif bagi serangga hama. Konservasi parasitoid dan predator dapat dilakukan melalui perbaikan bahan tanaman dan teknik budidaya, menerapkan konsep ambang kendali dengan mempertimbangkan keberadaan musuh alami, dan penggunaan insektisida botani, jika diperlukan (Nurindah et. al., 2011). Trichogramma chilotraeae dapat memarasit telur H. armigera (Sujak et. al., 2011). Virus HaNPV merupakan musuh alamiah ulat Helicoverpa armigera (Asri et. al., 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Asri M. T., Isnawati & M. T. Hidayat. 2003. Konsentrasi Virus HaNPV Isolat Yogyakarta Yang Efektif Untuk Mengendalikan Ulat Helicoverpa Armigera. Jumal Pendidikan Matematika dan Sains, Edisi 3 Tahun V/lI.
Dalmadiyo, G., Soejono, Supriyono, M. Machfud, M. Rachman, Suharto dan M. Fauzi. 1999. Penelitian epidemiologi penyakit tembakau cerutu besuki. Laporan Hasil Penelitian tahun 1999. Balittas, Malang. 22 p.
Dalmadiyo, G., Soejono, Supriyono, M. Machfud, M. Rachman, Suharto dan M. Fauzi. 2000. Penelitian pengendaliani penyakit utama tembakau cerutu besuki. Laporan Hasil Penelitian tahun 1999. Balittas, Malang. 20 p.
Nurindah & D. A. Sunarto. 2011. Developing Cotton IPM By Conserving Parasitoids And Predators Of The Main Pest. J. Entomol. Indon., Vol. 8, No. 2, P.110-120
Sujak & Nurindah. 2011. Trichogramma chilotraeae parasitoid Telur Helicoverpa armigera (Hubner) pada Populasi Inang rendah. Agrovivor. Vol 4. No. 1. P34-37.