BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN SURABAYA
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

FLUKTUASI SERANGAN Rigidophorus lignosus PADA TANAMAN JAMBU METE DI WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA OLEH :ERNA ZAHRO’IN dan WAHYU IRIANTO

Diposting     Senin, 26 Juni 2023 10:06 pm    Oleh    Admin Balai Surabaya



Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L) telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia, namun baru saat ini sedang dalam pengembangannya baik oleh perkebunan rakyat maupun oleh perkebunan besar swasta. Selain sebagai tanaman yang produktif jambu mete ini bermanfaat juga sebagai tanaman penghijauan, dan tanaman konservasi dalam rehabilitasi lahan kritis. Karakteristik tanamannya yang mampu tumbuh pada berbagai kondisi lahan marginal, menyebabkan jambu mete sering dipilih sebagai tanaman penghijauan. Untuk tujuan tersebut, maka jambu mete ditanam dengan menggunakan jarak tanam yang rapat 3 x 2 m (1600 pohon/ha), agar tajuknya cepat menutup permukaan tanah (Usman, D. Dan Tjahjana, BE, 2011)

Jambu mete merupakan komoditas yang tak kalah pentingnya dibanding dengan tanaman tahunan lainnya dan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, karena hasil tanaman tersebut dapat dimanfaatkan baik untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri juga sumber devisa negara. Disamping itu juga dapat menyerap tenaga kerja untuk mendorong pertumbuhan pada sentra-sentra ekonomi baru di wilayah pengembangan. Jambu mete merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai strategis dalam pembangunan agribisnis perkebunan, karena sangat terkait dengan sektor industri otomatif (seperti: rem, serbuk friksi, campuran ban, cat, dempul, lak dan lain sebagainya), makanan/ minuman, kosmetik, pestisida nabati dan pakan ternak. Kacang mete di pasar dunia termasuk salah satu produk yang mewah (luxury) dan lebih disukai dibandingkan kacang tanah atau almond. Harga kacangnya (kernel) atau gelondong (nut) mete yang mahal dan cenderung meningkat, baik di pasar domestik maupun internasional mendorong para petani mengembangkan tanaman tersebut secara swadaya. Tanaman jambu mete menghasilkan komoditas ekspor yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan relatif stabil dibanding komoditas ekspor Indonesia lainnya. Selain gelondong dan kacang mete tanaman tersebut menghasilkan pula minyak laka (Cashew Nut Shell Liquid = CNSL) atau Cairan Kulit Biji Mete (CKBM) dan produk lain yang diolah dari buah semu.

Tanaman jambu mete merupakan tanaman perkebunan yang cocok ditanam di lahan marjinal dan wilayah yang memiliki iklim kering, dimana persyaratan iklim yang diperlukan lebih banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian Timur khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Di pulau Jawa, tanaman jambu mete juga banyak tumbuh di Jawa Tengah (Jepara, Wonogiri), Jawa Timur (Bangkalan, Sampang, Sumenep, Pasuruan, dan Ponorogo), dan di Yogyakarta (Gunung Kidul, Bantul, dan Sleman). Selain di Provinsi NTT dan NTB, di luar pulau Jawa jambu mete banyak ditanam di Bali (Karangasem) (Ditjenbun, 2012).

Organisme pengganggu tumbuhan terutama hama merupakan salah satu penyebab kematian dan mengakibatkan produktivitas serta mutu menjadi rendah. Pada beberapa daerah sentra produksi Helopeltis merupakan hama yang luas serangannya paling tinggi diikuti oleh S. indecora dan hama lainnya. Beberapa permasalahan telah ditemukan yang menyebabkan hama Helopeltis spp seringkali muncul atau Sanurus menjadi hama baru, diantaranya a). percabangan tanaman yang semakin banyak sehingga tumpang tindih dan mengakibatkan perubahan iklim mikro, b). Helopeltis spp. dan S. indecora mempunyai rentang tanaman inang yang sangat lebar dan berlimpah di lapangan, c). penggunaan insektisida kimia yang berlebihan, d). kurangnya pengetahuan petani mengenai tanaman sela, e). adanya interaksi antara Helopeltis spp, S. indecora dan Delichoderus sp (Karmawati, E. 2008).

Luas Areal Tanaman Jambu Mete

Berdasarkan data Triwulan IV tahun 2022 (Tabel 1) diketahui bahwa tanaman Jambu Mete terdapat di lima Provinsi di wilayah kerja BBPPTP Surabaya. Data Triwulan II tahun 2022 menunjukkan jumlah seluruh luas area Jambu Mete di wilayah kerja BBPPTP Surabaya adalah 273.891,77 Ha. Provinsi dengan budidaya tanaman Jambu Mete terluas adalah Prov. Nusa Tenggara Timur seluas 171.672,77 Ha, selanjutnya Provinsi Jawa Timur seluas     34.220,00 Ha, NTB seluas 32.758,08 Ha, Jawa Tengah seluas 24.206,22 Ha, Bali      10.704,00 Ha, DIY 230 Ha, dan Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi dengan luasan area Jambu mete paling rendah yaitu 101,00 Ha. Sedangkan Provinsi Banten merupakan satu satunya provinsi yang tidak terdapat budidaya jambu mete.

Tabel 1 . Luas Areal jambu Mete di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Periode Triwulan IV tahun 2022

No. Provinsi Luas Areal (ha)
1 Banten 0.00
2 Jawa Barat 101.00
3 Jawa Tengah 24,206.22
4 DIY 230.00
5 Jawa Timur 34,220.00
6 Bali 10,704.00
7 NTB 32,758.08
8 NTT 171,672.47
Total 273,891.77

Sebaran Serangan OPT Jambu Mete

      Tabel 2 . Sebaran Serangan OPT Jambu Mete di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Periode Triwulan IV tahun 2022

No. Provinsi Luas Serangan (ha)
    Helopeltis sp. Rigidoporus lignosus Sanurus sp. Cricula trifenestrata Acrocercops syngramma
1 Banten 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Jawa Barat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Jawa Tengah 81.84 0.00 0.00 122.29 0.00
4 DIY 1.72 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Jawa Timur 0.00 0.00 0.00 6.82 0.00
6 Bali 19.14 60.39 0.00 0.00 0.00
7 NTB 479.75 37.14 198.02 0.00 222.11
8 NTT 78.70 9.10 0.00 7.36 0.00
  Total 661.15 106.63 198.02 136.47 222.11

Tabel 2 menunjukkan sebaran serangan OPT tanaman Jambu Mete di wilayah kerja BBPPTP Surabaya.  OPT dengan luas serangan tertinggi adalah adalah serangan hama kepik penghisap buah atau Helopeltis sp. seluas 1661.15 Ha, diikuti serangan Ulat Kipat atau Acrocercops syngramma seluas 222.11 Ha. Luas serangan OPT yang menempati urutan ketiga adalah serangan Sanurus sp. seluas 198.02 Ha, diikuti serangan  Cricula trinifestrata   seluas 136.47 Ha, dan terakhir adalah serangan seluas Rigidiporus lignosus 106.63 Ha.  

Rigidophorus lignosus

R. lignosus adalah jamur yang menyerang akar tunggang maupun akar lateral. Jamur ini dapat mengakibatkan kematian tanaman dengan intensitas yang sangat tinggi terutama pada tanaman karet yang berumur 2-4 tahun.Serangan dapa terjadi mulai pada pembibitan, TBM sampai TM. Pada permukaan akar terserang  ditumbuhi benang-benang jamur berwarna putihdan pipih menyerupai akar rambut. Benang-benang tersebut menempel kuat pada akar dan sulit dilepas.Akar tanaman yang sakit akhirnya membusuk, lunak berwarna coklat.Gejala ini baru terlihat apabila daerah perakaran dibuka. Membusuknya akar diduga karena rusaknya struktur  kimia kulit dan kayu akibat enzim yang dihasilkan jamur. Selain dapat menyerang secara akut, R. lignosus dapat pula menyerang secara kronis pada tanaman yang telah tua. Gejala serangan secera kronis tersebut tidak tampak jelas dan baru terlihat  apabila dibonkar sebagian akarnya telah ditumbuhi rizomorfa jamur.

Gejala dari serangan penyakit ini adalah :

  • Mati mendadak seperti tersiram air panas pada musim penghujan
  • Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum waktunya berbuah dan bertajuk tipis
  • Daun berwarna hijau gelap, kusam dan keriput, permukaan daun menelungkup
  • Apabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat benang-benang berwarna putih kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas. Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat (Lilian, 2012).

Gambar 1. Peta Tingkat Serangan R. lignosus pada Jambu Mete Periode Triwulan IV Tahun 2022 di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya

            Hasil pemetaan (Gambar 6.6) menunjukkan serangan R. lignosus tersebar di tiga provinsi di wilayah kerja yaitu Provinsi Bali, NTB, dan NTT dengan tingkat serangan rendah di bawah 2%. Sedangkan di keempat provinsi yang lain yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur menunjukkan aman dari serangan penyakit  tersebut. Data di Provinsi Banten menunjukkan tidak terdapat data area budidaya Jambu Mete, oleh karena itu juga tidak ditemukan data serangan R. lignosus.

Tabel 3 Fluktuasi luas serangan R. lignosus pada Jambu mete Periode Triwulan IV tahun 2022 dan triwulan III Tahun 2022 di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya  

No. Provinsi Luas serangan               R. lignosus (Ha) Peningkatan/ Penurunan Peningkatan/ Penurunan
T-IV 2022 T-III 2022 Luas serangan (Ha) Luas serangan (%)
1 Banten 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Jawa Barat 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Jawa Tengah 0.00 0.00 0.00 0.00
4 DIY 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Jawa Timur 0.00 0.00 0.00 0.00
6 Bali 60.39 226.62 -166.23 -73.35
7 NTB 37.14 47.58 -10.44 -21.94
8 NTT 9.10 21.90 -12.80 -58.45
Total 106.63 296.10 -189.47 -63.99

 Gambar 2.  Grafik Perbandingan luas serangan R. lignosus pada Jambu Mete di Wilker BBPPTP Surabaya Periode Triwulan IV Tahun 2022 dan Triwulan III Tahun 2022

Berdasarkan data pada tabel 3 dan gambar 2, perbandingan luas serangan R. lignosus pertode Triwulan IV tahun 2022 menunjukkan terjadinya penurunan luas serangan  seluas 189.47 Ha atau sekitar 63.99 % apabila dibandingkan luas serangan pada periode Triwulan III Tahun 2022. Penurunan luas serangan di tiga provinsi yang terdapat serangan       R. lignosus. Kondisi tersebut dimungkinkan karena kondisi iklim di sekitar area pertanaman jambu mete yang kurang sesuai untuk perkembangan OPT terutama golongan jamur, dan juga telah dilaksanakannya tindakan pengendalian.

Tabel 4. Fluktuasi luas serangan R. lignosus pada Jambu mete Periode Triwulan IV Tahun 2022 dan triwulan IV Tahun 2021 di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya

No. Provinsi Luas serangan               R. lignosus (Ha) Peningkatan/ Penurunan Peningkatan/ Penurunan
T-IV 2022 T-IV 2021 Luas serangan (Ha) Luas serangan (%)
1 Banten 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Jawa Barat 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Jawa Tengah 0.00 0.00 0.00 0.00
4 DIY 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Jawa Timur 0.00 0.00 0.00 0.00
6 Bali 60.39 84.70 -24.31 -28.70
7 NTB 37.14 555.00 -517.86 -93.31
8 NTT 9.10 17.30 -8.20 -47.40
Total 106.63 657.00 -550.37 -83.77

Gambar 3 Grafik Perbandingan luas serangan R. lignosus pada Jambu Mete di Wilker BBPPTP Surabaya Periode Triwulan IV Tahun 2022 dan Triwulan IV Tahun 2021

Hampir sama dengan kondisi yang ditunjukkan pada perbandingan luas serangan      R. lignosus periode Triwulan IV dan triwulan III tahun 2022, pada perbandingan luas serangan periode Triwulan IV Tahun 2022 dan triwulan IV Tahun 2021 juga menunjukkan terjadinya penurunan luas serangan. Penurunan luas serangan yang terjadi seluas 550.37 Ha atau sekitar  83.77 %. Penurunan luas serangan juga terjadi di tiga provinsi yang terdapat serangan       R. lignosus. Penurunan luas serangan tertinggi terjadi di Provinsi Bali, NTB dan NTT.

Tabel 5. Perbandingan luas serangan dengan luas pengendalian R.lignosus periode triwulan IV tahun 2022 di wilayah Kerja BBPPTP Surabaya

No. Provinsi LS (Ha) LP (Ha)
1 Banten 0.00 0.00
2 Jawa Barat 0.00 0.00
3 Jawa Tengah 0.00 0.00
4 DIY 0.00 0.00
5 Jawa Timur 0.00 0.00
6 Bali 60.39 60.39
7 NTB 37.14 0.00
8 NTT 9.10 4.25
Total 106.63 64.64

Gambar 4 Grafik Perbandingan luas serangan dengan luas pengendalian R. lignosus pada Jambu mete di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya periode triwulan IV tahun 2022

Berdasarkan data dan grafik di atas, diketahui bahwa luas pengendalian yang dilaksanakan seluas 64,64 Ha atau sekitar 60,62  % dari seluruh luas serangan yang terjadi. Tindakan pengendalian paling luas dilaksanakan di Provinsi Bali sebesar 100%, atau dilaksanakan di seluruh wilayah yang terdapat serangan R. lignosus.

Beberapa rekomendasi pengendalian yang dapat dilaksanakan antara lain:

Untuk pencegahan;

  1. Menanam tanaman penutup tanah jenis kacang-kacangan, minimal satu tahun lebih awal dari penanaman
  2. Sebelum penanaman lubang tanam ditaburi biakan jamur Trichoderma harzianum yang dicampur dengan kompos sebanyak 200 gr/lubang tanam ( 1 kg T. harzianum dicampur dengan 50 kg kompos/pupuk kandang)
  3. Lubang penanaman diberi belerang 100-200 gr /lubang
  4. Disekitar tanaman muda yang berumur dari 2 tahun ditanami tanaman antagonis antara lain lidah mertua, kunyit dan lengkuas

Untuk pengendalian pada areal yang sudah terserang;

  1. Pada serangan ringan masih dapat diselamakan dengan cara membuka perakaran  dengan membuat lubangtanam 30 cm disekitar leher akar dengan kedalaman sesuai serangan jamur,
  2. Permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok dengan alat yang tidak melukai akar. Bagian akar yang busuk dipotong dan dibakar. Bekas kerokan dan potongan diberi “ter” dan ‘lzal” kemudian seluruh permukaan akar dioles dengan fungisida yang direkomendasikan
  3. Setelah luka mengering, seluruh perakaran ditutup kembali dengan tanah
  4. Empat tanaman disekitar tanaman yang sakit ditaburi dengan T. harzianum dan pupuk
  5. Tanaman yang telah diobati diperiksa kembali 6 bulan setelah penglesan dengan membuka perakaran, apabila masih terdapat benang jamur maka dikerok dan dioles dengan fungisida kembali
  6. Pengolesan dan penyiraman akar dengan fungisida dilakukan setiap 6 bulan sampai tanaman sehat
  7. Tanaman yang terserang berat atau telah mati/tumbang harus segera dibongkar, bagian pangkal batang dan akarnya dikubur diluar areal pertanaman, menggunakan wadah agar tanah yang terikut tidak tercecer d i dalam kebun
  8. Bekas lubang dan 4 tanaman disekitarnya ditaburi 200 gr campuran Trichoderma sp. dengan pupuk kandang 200 gr/lubang atau tanaman (Petani hebat, 2014)

Bagikan Artikel Ini  
[Sassy_Social_Share style="display:inline-block; margin-left:140px;"]

Kementan Tampilkan Inovasi Teknologi Tepat Guna dan Solusi Bagi Petani di PENAS – Padang

Diposting     Senin, 12 Juni 2023 09:06 am    Oleh    Admin Balai Surabaya



Padang – Pekan Nasional (PENAS) sukses menarik perhatian, terlihat respon dan antusias positif peserta dan pengunjung membanjiri kegiatan PENAS di Padang.

Kegiatan ini diselenggarakan demi membangkitkan semangat dan tanggungjawab serta kemandirian petani nelayan dan petani hutan dalam meningkatkan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.

Seluruh Eselon I lingkup Kementerian Pertanian termasuk Direktorat Jenderal Perkebunan turut serta meramaikan kegiatan PENAS.

Rangkaian acara PENAS dikemas menarik, salah satunya Ditjen Perkebunan melaksanakan kegiatan Pameran, Talkshow, Showcase Perbenihan, Karya Wirausaha, Gelar Percontohan dan unjuk tangkas.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat menghadiri PENAS mengatakan kehadiran industri dan peneliti semakin menambah daya gedor produktivitas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dan yang terpenting, kolaborasi semua pihak harus ditingkatkan untuk menjaga posisi Indonesia aman dari ancaman krisis dunia.

“Gelar percontohan ini bertujuan mengenalkan teknologi tepat guna bagi petani dan nelayan. Kali ini Ditjen Perkebunan menampilkan Pabrik Mini Minyak Goreng (PAMIGO). PAMIGO merupakan teknologi dengan inovasi yang menghadirkan pengolahan sawit dari buah segar hingga produk minyak goreng. PAMIGO ini hadir sebagai solusi bagi peningkatan kesejahteraan pekebun sawit rakyat dalam kemandirian,” ujar Mentan SYL saat mengunjungi pamigo di gelar percontohan Pamigo.

Pada kesempatan yang sama, Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan mengatakan, Pamigo yang ditampilkan di Penas ini nantinya akan dihibahkan bagi petani di daerah pesisir selatan.

“Diharapkan melalui rangkaian kegiatan ini, bisa memberikan solusi atau jawaban bagi kendala petani dilapangan dan mendorong tata kelola perkebunan yang baik dan berkelanjutan,” harap Andi Nur.

Sedangkan untuk kegiatan Talkshow mengangkat topik menarik tentang menjaga resiliensi Perkebunan Indonesia.

Kegiatan yang dilaksanakan selama 5 hari ini akan membahas mengenai Peningkatan produktivitas sawit melalui program peremajaan sawit rakyat, Percepatan program sarpras pekebunan kelapa sawit, Cantik dan sehat dengan sawit, Pengembangan SDM melalui Beasiswa Pendidikan, Strategi dan upaya perolehan harga TBS yang wajar, serta Penguatan sinergitas sertifikat ISPO pekebun dan Rencana aksi daerah dalam rangka mendorong tata kelola kelapa sawit berkelanjutan. Talkshow ini akan menghadirkan beberapa narasumber, salah satunya adalah Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS

Sumber : https://ditjenbun.pertanian.go.id/di-penas-kementan-tampilkan-inovasi-teknologi-tepat-guna-dan-solusi-bagi-petani/


Bagikan Artikel Ini  
[Sassy_Social_Share style="display:inline-block; margin-left:140px;"]

Gerdal OPT Tanaman Tebu

Diposting     Kamis, 08 Juni 2023 02:06 pm    Oleh    Admin Balai Surabaya



Kediri (06/06) Tahun 2023 ini BBPPTP Surabaya mendapatkan mandat dari Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian RI untuk mengelola dan mengawal kegiatan Pengendalian OPT Tebu di Kabupaten Kediri khususnya hama uret tebu. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, BBPPTP Surabaya dibantu oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Kediri. Kegiatan gerakan pengendalian uret tebu dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2023 di Poktan Tani Lestari Desa Sumberagung Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Kegiatan ini dihadiri oleh 30 petani penerima bantuan yang tergabung pada Poktan Tani Lestari, seluruh petugas Penyuluh Lapang Kecamatan Plosoklaten, staf Kecamatan Plosoklaten yang mewakili Camat, Kepala Desa Sumberagung, Kepala Bidang Perkebunan beserta staf Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, General Manager PG Pesantren Baru, Babinkamtibmas, Petugas BBPPTP Surabaya serta dari Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian.
Gerakan Pengendalian Uret Tebu merupakan salah satu contoh bentuk pengendalian yang melibatkan masyarakat/petani. Petani dituntut aktif dalam menjaga kebunnya. sedangkan Pemerintah (Direktorat Perlindungan Perkebunan melalui BBPPTP Surabaya) melaksanakan tanggungjawabnya dalam bentuk memberikan Bantuan Perangkat Pengendalian berupa 100 unit Jaring, 100 unit lampu dan 100 unit peralatan penunjang berupa bambu, kawat dll yang digunakan untuk pengendalian uret tebu seluas 50 Ha serta pembinaan yang dilakukan oleh petugas Balai dibantu petugas lapang dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Kediri.
Dalam sambutannya Direktur Perlindungan Perkebunan yang diwakili Sub Koordinator Pengendalian tanaman Semusin Bapak Cecep Subarjah, S.P., M.P. mengharapkan anggota poktan Tani Lestari melaksanakan kegiatan pengendalian uret tebu ini dengan penuh semangat dan serius agar target pengendalian dapat tercapai yaitu penurunan intensitas serangan dan populasi uret sehingga produksi tebu meningkat. selaras dengan hal tersebut, Kepala BBPPTP Surabaya yang diwakili Koordinator Kelompok Proteksi bapak Wahyu Irianto, S.P juga mengharapkan anggota poktan Tani Lestari yang sudah menerima bantuan perangkat pengendalian, dapat secara maksimal melaksanakan tindakan pengendalian uret tebu dan BBPPTP Surabaya bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri akan terus melakukan pengawalan dan pendampingan. Dengan dukungan Direktorat Perlindungan Perkebunan melalaui BBPPTP Surabaya, diharapkan pengendalian uret tebu di Kabupaten Kediri dapat teratasi.

#bbpptpsurabaya

#ditjenperkebunan

#kementan


Bagikan Artikel Ini  
[Sassy_Social_Share style="display:inline-block; margin-left:140px;"]

IKM Januari – Mei 2023

Diposting        Oleh    Admin Balai Surabaya



Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasaan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Pada Januari – Mei 2023 dari 62 orang jumlah responden, apresiaisi pelayanan kepada masyarakat Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya pada penilaian kinerja unit pelayanan sangat baik, mutu pelayanan A dengan nilai IKM 89.33/ 3.57. Terimakasih apresiasi yang diberikan, BBPPTP Surabaya akan terus meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan.


Bagikan Artikel Ini  
[Sassy_Social_Share style="display:inline-block; margin-left:140px;"]