Efektif dan Berkelanjutan! Strategi Pengendalian OPT Tanaman Tebu oleh BBPPTP Surabaya di Tahun 2024
Diposting Selasa, 15 April 2025 11:04 amEfektif dan Berkelanjutan! Strategi Pengendalian OPT Tanaman Tebu oleh BBPPTP Surabaya di Tahun 2024
Dalam kurun waktu dua dasawarsa terakhir, penanaman tebu mengalami pergeseran dari lahan sawah menuju lahan tegalan (kering). Penanaman tebu di lahan kering memerlukan perhatian yang lebih seksama, mengingat permasalahan yang dijumpai pada lahan ini cenderung lebih kompleks dibandingkan dengan lahan sawah. Salah satu kendala utama dalam budidaya tebu di lahan tegalan adalah serangan hama uret tebu (Lepidiota stigma F.), yang dapat merusak akar tanaman dan menghambat pertumbuhannya secara signifikan.
Untuk menghindari kerugian akibat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), hingga kini masih banyak petani dan masyarakat yang mengartikan pengendalian OPT sebagai penggunaan pestisida kimia semata. Padahal, penggunaan pestisida kimia secara berlebihan justru dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti resistensi, resurjensi, ledakan hama sekunder, pencemaran lingkungan, serta gangguan terhadap kesehatan manusia.
Menyikapi permasalahan tersebut, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya pada tahun 2024 melaksanakan kegiatan pengendalian OPT pada tanaman tebu, dengan fokus utama pada hama uret (Lepidiota stigma). Kegiatan ini dilaksanakan di dua lokasi prioritas, yakni Desa Adan-Adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, dan Desa Jangkar, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo dengan total luas area pengendalian mencapai 100 hektar.
Pelaksanaan kegiatan ini merupakan bagian dari mandat Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, sebagai upaya pengelolaan dan pengawalan pengendalian OPT tebu secara terpadu dan berkelanjutan. Fokus terhadap hama L. stigma menjadi sangat penting mengingat potensi kerusakan yang ditimbulkan terhadap produktivitas tebu, terutama di lahan kering yang semakin luas cakupannya dalam sistem budidaya tebu nasional.
Pendekatan Partisipatif: Menggerakkan Petani dalam Pengendalian Hama
Gerakan Pengendalian L. stigma ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat, terutama petani tebu. Petani didorong untuk berperan aktif dalam menjaga kebunnya agar terhindar dari serangan hama. Sementara itu, Kementerian Pertanian – Direktorat Perlindungan Perkebunan melalui BBPPTP Surabaya dan Dinas yang membidangi perkebunan memberikan dukungan penuh dengan menyalurkan bantuan perangkat pengendalian berupa 200 unit jaring untuk menangkap imago stigma pada saat puncak musim kawin, 200 unit lampu perangkap yang dipasang pada malam hari untuk menarik imago menggunakan cahaya, 200 unit peralatan penunjang berupa bambu dan kawat untuk membantu pemasangan jaring dan lampu perangkap di lahan tebu.
Gambar Pemasangan perangkap
Gambar Imago L. stigma yang terperangkap pada jaring
Teknik Pengendalian Mekanis yang Efektif dan Ramah Lingkungan
Pengendalian yang diterapkan dalam kegiatan ini menggunakan metode mekanis yang aman bagi lingkungan. Metode yang digunakan meliputi:
- Pengambilan dan pemusnahan larva, dilakukan secara manual saat pengolahan tanah. Larva stigma yang ditemukan dikumpulkan dan dimusnahkan untuk memutus siklus hidupnya.
- Pemasangan jaring dan perangkap lampu, dilaksanakan pada awal musim penghujan untuk menangkap imago L. stigma yang keluar dari dalam tanah untuk kawin dan bertelur.
- Pengamatan imago terperangkap, jumlah imago yang terperangkap dihitung secara berkala untuk memantau efektivitas pengendalian.
Hasil Pengendalian Mekanis: Bukti Efektivitas di Lapangan
Pengendalian mekanis yang dilakukan di dua kabupaten menunjukkan hasil yang signifikan, di antaranya:
- Kabupaten Kediri, diperoleh sebanyak 2.740 ekor larva stigma dari hasil pengolahan tanah. Selain itu, hasil pemasangan jaring dan lampu perangkap menunjukkan total 42.349 ekor imago L. stigma yang berhasil ditangkap.
- Kabupaten Situbondo, ditemukan sebanyak 1.228 ekor larva stigma dari hasil pengolahan tanah, dan hasil pemasangan jaring serta lampu perangkap menunjukkan total 12.105 ekor imago L. stigma yang berhasil ditangkap.
Gambar Pengendalian mMekanis dan uret yang tertangkap
Adaptasi Strategi Dampak Anomali Iklim
Pada tahun 2024, terjadi anomali iklim yang mengakibatkan musim kemarau berlangsung lebih panjang sehingga musim penghujan datang terlambat. Hal ini menyebabkan pemasangan jaring dan perangkap lampu baru dapat dilaksanakan pada akhir bulan Oktober. Penyesuaian waktu pengendalian ini dilakukan agar efektivitas penangkapan imago L. stigma tetap optimal.
Efisiensi dan Keberlanjutan dalam Pengendalian OPT Tebu
Pengendalian OPT tebu menggunakan metode mekanis serta pemasangan jaring dan perangkap lampu terbukti sangat efektif dan efisien dalam memutus siklus hidup hama uret pada generasi berikutnya. Keunggulan dari metode ini yaitu:
- Biaya yang ekonomis, pengendalian mekanis tidak memerlukan biaya tinggi dan dapat dilakukan dengan peralatan sederhana.
- Ramah lingkungan, tidak menggunakan bahan kimia berbahaya sehingga aman bagi lingkungan dan organisme non target.
- Mudah dilakukan secara mandiri, petani dapat melanjutkan pengendalian ini secara mandiri dengan keterampilan yang telah diajarkan dalam program ini.
Harapan Keberlanjutan dan Komitmen BBPPTP Surabaya
Diharapkan metode pengendalian ini dapat dilanjutkan secara mandiri dan berkelanjutan oleh petani tebu untuk menjaga produktivitas tanaman dan mencegah ledakan populasi L. Stigma di masa mendatang. BBPPTP Surabaya, melalui Tim Kerja Pelayanan Teknik dan Informasi Proteksi dari Kelompok Proteksi BBPPTP Surabaya, menunjukkan komitmen kuat dalam melindungi tanaman tebu dari ancaman hama L. stigma.
Keberhasilan program pengendalian ini diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi wilayah lain dalam upaya pengendalian OPT secara efektif, efisien, dan ramah lingkungan. BBPPTP Surabaya akan terus berinovasi dan bersinergi dengan petani serta pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan perlindungan perkebunan yang lebih baik dan berkelanjutan.ef.